(1.28)
(1.29)
Di sini, h adalah sebuah konstanta yang dinyatakan sebagai (h/2?).
Persamaan (1.28) dan (1.29) menghubungkan besaran partikel E dan p
dengan fungsi gelombang ?. Marilah kita mempelajari sifat matematika
dari persamaan-persamaan ini sebelum mengaplikasikannya pada beberapa
sistem. Persamaan (1.28) menunjukkan bahwa operasi dari ih? / ?t
pada ? dari sisi sebelah kiri adalah ekivalen dengan sebuah perkalian
sederhana dari ? dengan energi E. Persamaan (1.29) menunjukkan bahwa
operasi dari - ih? / ?x pada ? dari sisi sebelah kiri adalah sama dengan perkalian sederhana ? dengan momentum p. Operasi matematika, seperti ih? / ?t dan – ih? / ?x disebut sebagai operator. Operator-operator ini masing-masing berkaitan dengan energi E dan momentum p.
(1.30)
Dengan
bantuan fungsi Hamilton H, persamaan (1.28) dan (1.29) dapat
digabungkan ke dalam satu persamaan. Agar hal ini dapat dilakukan,
marilah kita menurunkan sebuah fungsi Hamilton untuk sebuah sistem di
mana sebuah partikel dengan masa bergerak dengan energi kinetik ½mv2 dalam energi potensial U. Dapat dicatat bahwa momentum dari partikel ini p = mv, sehingga diperoleh
(1.31)
Substitusi
dari persamaan ini pada sisi kanan pada persamaan (1.28) dengan
menggunakan (1.30) akan menghasilkan persamaan berikut.
(1.32)
Sebagaimana
dapat dilihat pada contoh ini, persamaan (1.28) dan (1.29) dapat
disatukan menjadi sebuah persamaan yang mana energi E pada suku suku di
sebelah kanan pada persamaan (1.28) digantikan dengan fungsi Hamiltoin
yang berkaitan H dan momentum p harus digantikan dengan operator
momentum .
(1.33)
Secara umum, menggantikan momentum p dalam ekspresi fungsi Hamilton dengan operator pada persamaan (1.33) kita akan memperoleh fungsi Hamilton mekanika kuantum ??.
(1.34)
??
disebut sebagai operator Hamilton atau Hamiltonian dengan menggunakan
operator ini dua persamaan yaitu (1.28) dan (1.29) digabungkan menjadi
satu persamaan yaitu
(1.35)
Persamaan
ini adalah pesamaan yang paling mendasar pada mekanika kuantum dan
disebut sebagai persamaan Schrödinger yang merupakan nama dari
penemunya. Fungsi gelombang, ? dalam persamaan ini menyatakan keadaan di
mana terdapat sistem materi. Arti fisis yang penting dari ? akan
didiskusikan kemudian pada bagian yang lain.Meskipun persamaan (1.35) dapat diturunkan dari persamaan gelombang yang sederhana, akan tetapi persamaan ini diketahui dapat diterapkan pada masalah-masalah yang umum. Perluasan dari Hamiltonian dan fungsi gelombang dalam persamaan (1.35) akan dipelajari kemudian. Prosedur untuk memecahkan persamaan gelombang dan arti dari solusi juga akan dipelajari pada bagian setelah ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar