Pada tahun 1926, persamaan dasar yang secara inklusif menyatakan 
sifat partikel dan gelombang diusulkan dalam kerangka mekanika gelombang
 oleh Schrödinger dan mekanika matriks oleh Heisenberg. Meskipun bentuk 
matematika yang diusulkan oleh mereka berbeda, teori ini dibuktikan 
memiliki kesamaan dalam pengertian fisika yang sangat penting oleh E. 
Schrödinger. Dalam buku ini, persamaan fundamental untuk mekanika 
kuantum akan diperlakukan berdasarkan mekanika gelombang. Sebagaimana 
telah kita pelajari pada bagian 1.3, contoh untuk sebuah gelombang yang 
memiliki frekuensi v dan panjang gelombang ? direpresentasikan oleh
Dengan menggunakan sebuah rumus untuk proses diferensiasi fungsi ekponesial (
deax / dx = ae ax), turunan terhadap waktu t atau posisi x akan menghasilkan persamaan berikut, masing-masing yaitu:
Harus
 diperhatikan bahwa simbol diferensiasi parsial ? digunakan untuk 
menggantikan d ketika jumlah variabelnya lebih dari satu. Dengan 
menggunakan persamaan yang menghubungkan sifat partikel dan gelombang, 
E = hv dan 
 p = h/?, kita akan mendapatkan persamaan diferensial simultan sebagai berikut yang tidak mengandung v dan ? secara eksplisit.

(1.28)
 

(1.29)
 
Di sini, 
h adalah sebuah konstanta yang dinyatakan sebagai (
h/2?).
 Persamaan (1.28) dan (1.29) menghubungkan besaran partikel E dan p 
dengan fungsi gelombang ?. Marilah kita mempelajari sifat matematika 
dari persamaan-persamaan ini sebelum mengaplikasikannya pada beberapa 
sistem. Persamaan (1.28) menunjukkan bahwa operasi dari 
ih? / ?t
 pada ? dari sisi sebelah kiri adalah ekivalen dengan sebuah perkalian 
sederhana dari ? dengan energi E. Persamaan (1.29) menunjukkan bahwa 
operasi dari 
- ih? / ?x pada ? dari sisi sebelah kiri adalah sama dengan perkalian sederhana ? dengan momentum p. Operasi matematika, seperti 
ih? / ?t dan – 
ih? / ?x disebut sebagai operator. Operator-operator ini masing-masing berkaitan dengan energi E dan momentum p.
Untuk
 mengaplikasikan persamaan-persamaan simultan ini pada suatu masalah 
tertentu, adalah penting untuk mengetahui terlebih dahulu relasi antara E
 dan p. Dalam mekanika klasik sebelum lahirnya mekanika kuantum, sebuah 
hubungan penting antara E dan p diketahui dalam fungsi Hamilton yang 
merepresentasikan energi dari sistem sebagai sebuah fungsi dari 
momentum, p, posisi, x dan waktu, t.

(1.30)
 
Dengan
 bantuan fungsi Hamilton H, persamaan (1.28) dan (1.29) dapat 
digabungkan ke dalam satu persamaan. Agar hal ini dapat dilakukan, 
marilah kita menurunkan sebuah fungsi Hamilton untuk sebuah sistem di 
mana sebuah partikel dengan masa bergerak dengan energi kinetik ½mv
2 dalam energi potensial U. Dapat dicatat bahwa momentum dari partikel ini 
p = mv, sehingga diperoleh

(1.31)
 
Substitusi
 dari persamaan ini pada sisi kanan pada persamaan (1.28) dengan 
menggunakan (1.30) akan menghasilkan persamaan berikut.

(1.32)
 
Sebagaimana
 dapat dilihat pada contoh ini, persamaan (1.28) dan (1.29) dapat 
disatukan menjadi sebuah persamaan yang mana energi E pada suku suku di 
sebelah kanan pada persamaan (1.28) digantikan dengan fungsi Hamiltoin 
yang berkaitan H dan momentum p harus digantikan dengan operator 
momentum 

.

(1.33)
 
Secara umum, menggantikan momentum p dalam ekspresi fungsi Hamilton dengan operator 

 pada persamaan (1.33) kita akan memperoleh fungsi Hamilton mekanika kuantum ??.

(1.34)
 
??
 disebut sebagai operator Hamilton atau Hamiltonian dengan menggunakan 
operator ini dua persamaan yaitu (1.28) dan (1.29) digabungkan menjadi 
satu persamaan yaitu

(1.35)
 
Persamaan
 ini adalah pesamaan yang paling mendasar pada mekanika kuantum dan 
disebut sebagai persamaan Schrödinger yang merupakan nama dari 
penemunya. Fungsi gelombang, ? dalam persamaan ini menyatakan keadaan di
 mana terdapat sistem materi. Arti fisis yang penting dari ? akan 
didiskusikan kemudian pada bagian yang lain.
Meskipun persamaan 
(1.35) dapat diturunkan dari persamaan gelombang yang sederhana, akan 
tetapi persamaan ini diketahui dapat diterapkan pada masalah-masalah 
yang umum. Perluasan dari Hamiltonian dan fungsi gelombang dalam 
persamaan (1.35) akan dipelajari kemudian. Prosedur untuk memecahkan 
persamaan gelombang dan arti dari solusi juga akan dipelajari pada 
bagian setelah ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar