Cahaya yang
dapat dilihat oleh manusia disebut cahaya terlihat atau tampak. Biasanya cahaya
terlihat merupakan campuran dari cahaya yang mempunyai berbagai panjang
gelombang, antara 400 nm hingga 700 nm. Bila cahaya jatuh pada senyawa, maka
sebagian dari cahaya diserap oleh molekul-molekul sesuai dengan struktur dari
molekul. Setiap senyawa memiliki tingkatan tenaga yang spesifik
(sastrohamidjojo, 2007).
Gambar 2.3. Warna dan panjang gelombangnya
Warna
adalah salah satu kreteria untuk mengidentifikasi suatu objek. Pada analisis
spektrokimia, spektrum radiasi elektromagnetik digunakan untuk menganalisis
spesies kimia dan menelaah interaksinya dengan radiasi elektromagnetik.
Persamaan Planck menunjukan bahwa E =
hv, di mana E adalah energi foton, v
adalah frekuensi, sedangkan h adalah
tetapan Planck (6,624
10-27 erg detik). Suatu foton
memiliki energi tertentu dan dapat menyebabkan transisi tingkat energi suatu
atom atau suatu moleku, karena setiap spesies kimia mempunyai tingkatan energi
yang berbeda-beda, maka transisi perubahan energinya juga berbeda (Khopkar,
2002).
Gambar 2.4. Satu panjang gelombang
Selama
analisis spektrokimia perlu digunakan cahaya dari satu panjang gelombang, yaitu
radiasi monokromatis. Seperti terlihat pada gambar 2.4 medan listrik dan magnet
saling tegak lurus satu sama lain dan orientasinya dalam sauatu bidang tegak
lurus terhadap arah rambat gelombangnya (Khopkar, 2002).
Cahaya diluar daerah tampak tidak lazim buat kita. Kehangatan
yang diradiasikan dari sebuah batu yang dikeluarkan dari nyala api sebagian
besar terdiri atas radiasi panjang gelombang inframerah (infrared,IR), yang memiliki panjang gelombang yang lebih panjang
dari pada sinar tampak. Oven mikrowave (gelombang mikro) menggunakan radiasi
dengan panjang gelombang yang lebih besar daripada panjang gelombang inframerah
dan panjang gelombang yang lebih panjang lagi digunakan dalam komikasi radio
(Oxtoby, 2003).
Manusia dengan ketampakan warna normal dapat mengkorelasikan panjang
gelombang cahaya yang mengenai mata dengan indra subjektif mengenai warna, dan
memang warna kadang-kadang digunakan agar lebih mudah dalam memindai porsi-porsi spektrum
tertentu, seperti yang dipaparkan pada klasifikasi kasar dalam tabel 2.3 dan tabel 2.4 dibawah.
Tabel
2.1.
Spektrum Tampak dan Warna-warna Komplementer
Panjang Gelombang
(nm)
|
Warna
|
Warna
Komplementer
|
400 – 435
435 – 480
480 – 490
490 – 500
500 – 560
560 – 580
580 – 595
595 – 610
610 – 750
|
Lembayung
Biru
Hijau-biru
Biru-hijau
Hijau
Kuning-Hijau
Kuning
Jingga
Merah
|
Kuning-hijau
Kuning
Jingga
Merah
Ungu
Lembayung
Biru
Hijau-biru
Biru-hijau
|
Tabel
2.2
Spektum cahaya tampak (visible)
Warna
|
Interval λ
|
Interval
v
|
Red
Orange
Yellow
Green
Cyan
Blue
Violet
|
625 to 740 nm
590 to 625 nm
565 to 590 nm
520 to 565 nm
500 to 520 nm
430 to 500 nm
380 to 430 nm
|
480 to
405 THz
510 to
480 THz
530 to
510 THz
580 to
530 THz
600 to
580 THz
700 to
600 THz
790 to
700 THz
|
larutan
berwarna dapat
ditentukan dengan metode
spektrofotometer UV-Vis sebagai salah satu metode
analisis dalam penentuan konsentrasi.. Senyawa tak
berwarna dapat dibuat berwarna dengan mereaksikannya dengan pereaksi yang
menghasilkan senyawa berwarna atau dapat
dikomplekskan, contohnya logam Fe dengan ion CNS- (Hendayana, 1994). Salah satu aplikasi dari penggunaan spektrfotometer
UV-Vis yaitu untuk pemeriksaan sampel logam berat seperti Fe dan Cr yang banyak
terkandung dalam aliran sungai akibat dari pencemaran oleh limbah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar