logam krom |
Kromium (Cr) termasuk
unsur yang jarang ditemukan pada perairan alami. Kerak bumu mengandung kromuim
sekitar 100 mg/kg. Kadar kromium yang diperkenankan bagi kepentingan air minum
adakh 0.05 mg/liter. Kadar kromium pada perairan air tawar biasanya kurang dari
0.001 mg/liter dan pada perairan laut sekitar 0.00005 mg/liter. Garam-garam
kromium yang masuk kedalam tubuh manusia akan segera dikeluarkan oleh tubuh.
Akan tetapi, kadar kromium tersebut cukup besar, akan mengakibatkan kerusakan pada
sistem pencernaan (Effendi, 2003)
Kadar kromium yang
terlarut dalam air ini masih sangat kecil, hal ini perlu diperhatikan karena
kadar kromium ini dapat terserap baik oleh tanaman misalnya kangkung, ikan dan
dapat terakumulasi sehingga berbahaya apabila kangkung dan ikan dikonsumsi oleh
manusia terutama kromium valensi 6 (Cr 6+) yang memiliki daya racun paling
tinggi dan nantinya dapat menimbulkan kanker dalam tubuh manusia (Hariani,
Poedji Loekitowati dkk, 2008). Menurut Achmad (2004) kandungan Cr dalam air
untuk air golongan A adalah sebesar 0.1 mg/l, air golongan B sebesar 0.5 mg/l,
golongan C sebesar 1 mg/l dan golongan D sebesar 2 mg/l.
Kadar kromium dalam air
laut sangat bervariasi, biasanya berkisar antara 0.2 sampai dengan 0.6 ppb.
Sungai mengandung sekitar 1 ppb kromium meskipun konsentrasi tersebut semakin
meningkat. Kromium terlarut bterbentuk sebagai trivalen anionik Cr(OH)3
atau hexavalen Cr42-.
Analisa kadar kromium
dengan metode spektrofotometri dalam suatu sampel digunakan pengompleks yang
akan memberikan warna pada sampel. Pengompleks yang dapat digunakan adalah Ammonium
pyrrolidine-dithiocarbamate 1,5-Diphenilcarbazide, 8-Hydroxyquinaldine,
1-(2-Thenoyl)-3,3,3-tri-floroacetone (Vogel, 1989)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar