Jumat, 20 Desember 2013

logam Krom (Cr)

logam krom
Kromium (Cr) termasuk unsur yang jarang ditemukan pada perairan alami. Kerak bumu mengandung kromuim sekitar 100 mg/kg. Kadar kromium yang diperkenankan bagi kepentingan air minum adakh 0.05 mg/liter. Kadar kromium pada perairan air tawar biasanya kurang dari 0.001 mg/liter dan pada perairan laut sekitar 0.00005 mg/liter. Garam-garam kromium yang masuk kedalam tubuh manusia akan segera dikeluarkan oleh tubuh. Akan tetapi, kadar kromium tersebut cukup besar, akan mengakibatkan kerusakan pada sistem pencernaan (Effendi, 2003)
Kadar kromium yang terlarut dalam air ini masih sangat kecil, hal ini perlu diperhatikan karena kadar kromium ini dapat terserap baik oleh tanaman misalnya kangkung, ikan dan dapat terakumulasi sehingga berbahaya apabila kangkung dan ikan dikonsumsi oleh manusia terutama kromium valensi 6 (Cr 6+) yang memiliki daya racun paling tinggi dan nantinya dapat menimbulkan kanker dalam tubuh manusia (Hariani, Poedji Loekitowati dkk, 2008). Menurut Achmad (2004) kandungan Cr dalam air untuk air golongan A adalah sebesar 0.1 mg/l, air golongan B sebesar 0.5 mg/l, golongan C sebesar 1 mg/l dan golongan D sebesar 2 mg/l.
Kadar kromium dalam air laut sangat bervariasi, biasanya berkisar antara 0.2 sampai dengan 0.6 ppb. Sungai mengandung sekitar 1 ppb kromium meskipun konsentrasi tersebut semakin meningkat. Kromium terlarut bterbentuk sebagai trivalen anionik Cr(OH)3 atau hexavalen Cr42-.

Analisa kadar kromium dengan metode spektrofotometri dalam suatu sampel digunakan pengompleks yang akan memberikan warna pada sampel. Pengompleks yang dapat digunakan adalah Ammonium pyrrolidine-dithiocarbamate 1,5-Diphenilcarbazide, 8-Hydroxyquinaldine, 1-(2-Thenoyl)-3,3,3-tri-floroacetone (Vogel, 1989)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar