Jumat, 20 Desember 2013

logam Seng (Zn)

Seng atau Zink merupakan unsur logam putih kebiruan yang biasa dijumpai pada sfalerit atau zink blende (ZnS). Secara kimia seng adalah logam yang reaktif, bergabung dengan oksigen dan unsur non logam lainnya, bereaksi dengan asam encer membebaskan hidrogen. Kebanyakan senyawa seng mengandung Zn2+ (Daintith ed, 1994). Seng merupakan unsur esensial jika jumlahnya sedikit, namun berbahaya dalam konsentrasi tinggi (Petrucci, 1999)
Seng cendrung lebih mudah melepaskan elektron dibandingkan dengan tembaga karena seng yang biasa ditemukan berada dalam bentuk Zn+2. Toksisitas seng dalam air sangat bervariasi untuk beberapa spesies. Seng pada konsentrasi 0.3 bds dalam air merupakan dosis letal untuk jenis siput dalam beberapa ikan. Menurut Sumardjo (2009) Beberapa faktor yang mempengaruhi toksisitas Zn+2 dalam air. Toksitsitas seng cendrung meningkat dengan meingkatnya suhu  antara 15.5 – 21.5 oC dan toksisitas Zn+2 jauh meningkat pada air lunak pH 6.6 – 6.7 daripada dalam air sadah pH 7.6 – 7.8. Menurut Ahcmad (2004), kandungan Zn dalam air untuk air golongan A adalah sebesar 0.1 mg/l, air golongan B sebesar 0.1 mg/l, golongan C sebesar 6 mg/l dan golongan D sebesar 18 mg/l.

Untuk dilakukan penentuan kadar secara spektrofotometri, logam Zn harus terlebih dahulu dikomplekskan. Pengompleks yang dapat digunakan untuk logam Zn adalah NN-Bisallylthio-carbamoyl-hydrazine, Diethylammonium diethyldithiocabamate, 4-Dimethylaminostyryl-β-naphtiazole methiodide, Dithizone, 8-Hydroxyquinaldine, 8-Hydroxyquinoline, 1-Nitroso-2-naphthol, Quinaldic acid, Salicylaldehyde oxime, Sodium diethyldithiocarbamate, Toluene-3,4-dithiol, Xylenol orange, Zinc dithiol dan Zincon (Vogel, 1989). Menurut Sufyani (2007) Pengompleks lain yang dapat digunakan untuk menganlisa kadar Zn adalah Alizarin Red S (ARS). 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar