Menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), air adalah cairan jernih tidak berwarna, tidak
berasa, dan tidak berbau yg terdapat dan diperlukan dl kehidupan manusia,
hewan, dan tumbuhan yg secara kimiawi mengandung hidrogen dan oksigen; benda cair yg biasa terdapat di sumur,
sungai, danau yg mendidih pd suhu 100 0C. Sedangkan menurut
Dantith (2007) Air adalah cairan tak berwarna, dalam fase gas terdiri dari
suatu molekul H2O dengan sudut
H-O-H 1050.
Air dapat berwujud padatan (es),
cairan (air) dan gas (uap air). Air merupakan satu-satunya zat yang secara
alami terdapat di permukaan bumi dalam ketiga wujudnya tersebut. Air adalah
substansi kimia dengan rumus kimia H2O : satu molekul air tersusun atas dua
atom hidrogen yang terikat secara kovalen pada satu atom oksigen. Air bersifat
tidak berwarna, tidak berasa dan tidak berbau pada kondisi standar (Allafa,
2008).
Struktur air dalam bentuk cair masih
diperdebatkan; ikatan hidrogen dengan jenis H2O memperlihatkan
struktur tingkat tinggi, dan model mutahkir yang didukung oleh pengkajian
pemnghamburan sinar X menunjukan adanya daerah teratur dala kisaran pendek yang
terus menerus pecah dan terbentuk kembali. Keteraturan pada keadaan cair ini
cukup untuk membuat rapatan air pada sekitar 0 0C lebih tinggi
dibandingkan es yang strukturnya relatif terbuka; rapatan maksimum terjadi
pada 3,98 0C. Alasan ini
menyebabakan gejala yang dikenal yaitu es yang mengambang di air, dan air
nenyusut dibawah lapisan es, sutau fakta yang sangat bermakna secara hayati
bagi mahluk hidup.
Air dalam bentuk cair terurai dengan
sangat lemah menjadi ion H3O+ dan OH- lewat
proses ionisasi:
H2O H+ + OH- Kw = 14 X 10-14
Sehingga setiap senyawa yang dapat
meningkatkan konsentrasi ion H3O+ disebut asam, sedangkan
spesies yang meningkat ion negatif OH- disebut basa. Gejala transpor
ion dalam air dan penggolongan bahan menjadi zat hidrofilik (suka air) dan
hodrofobik (tidak suka air) merupakan hal yang sangat penting bagi hampir semua
kimia hayati. Lebih lanjut, sifat air yang penting bagi seluruh jagat raya
ialah penyerapannya yang kuat terhadap spektrum inframerah dan sifat
transparansi terhadap radiasi ultraviolet dan tampak. Ini menyebabakan radiasi
matahari dapat mencapai bumi selama berjam-jam pada siang hari tetapi
menghambat cepatnya pelepasan kalor pada malam hari. Dengan demikian air
atmosfer mencegah isolasi diurnal hebat dalam suhu ruang bumi. (Daintith,
2007).
2.2
Macam dan Sumber Air
Untuk keperluan air minum, rumah
tangga dan industri, secara umum dapat digunakan sumber air yang berasal dari
air sungai, mata air, danau, sumur, dan air hujan yang telah dihilangkan
zat-zat kimianya, gas racun, atau kuman-kuman yang berbahaya bagi
kesehatan. Sumber air yang dapat kita manfaatkan pada dasarnya digolongkan
sebagai berikut :
a. Air
Hujan
Air hujan merupakan
penyubliman awan/uap air menjadi air murni yang ketika turun dan melalui udara
akan melalui benda-benda yang terdapat di udara, diantara benda-benda yang terlarut
dari udara tersebut adalah: gas O2, CO2, N2, juga zat-zat renik dan debu.
Dalam keadaan murni, air
hujan sangat bersih, tetapi setelah mencapai permukaan bumi, air hujan tidak
murni lagi karena ada pengotoran udara yang disebabkan oleh pengotoran
industri/debu dan lain sebagainya. Maka untuk menjadikan air hujan sebagai
sumber air minum hendaklah pada waktu menampung air hujan jangan dimulai pada
saat hujan mulai turun, karena masih banyak mengandung kotoran.
b. Air
Permukaan
Menurut Kusnoputranto (2000) Air
permukaan adalah air hujan yang mengalir di permukaan bumi. Pada umumnya air
permukaan ini akan mendapat pengotoran selama pengaliran. Dibandingkan dengan
sumber lain air permukaan merupakan sumber air yang tercemar berat. Keadaan ini
terutama berlaku bagi tempat-tempat yang dekat dengan tempat tinggal penduduk.
Hampir semua air buangan dan sisa
kegiatan manusia dilimpahkan kepada air atau dicuci dengan air, dan pada
waktunya akan dibuang ke dalam badan air permukaan. Disamping manusia, flora
dan fauna juga turut mengambil bagian dalam mengotori air permukaan, misalnya
batang-batang kayu, daun-daun, tinja dan lain-lain.Jadi, dapat dipahami bahwa
air permukaan merupakan badan air yang mudah sekali dicemari terutama oleh
kegiatan manusia. Oleh karena itu, mutu air permukaan perlu mendapat perhatian
yang seksama kalau air permukaan akan dipakai sebagai bahan bakar air bersih.
Yang termasuk ke dalam kelompok air permukaan adalah air yang berasal dari
sungai, rawa, parit, bendungan, danau, laut dan sebagainya (Kusnoputranto,2000).
c. Air
Tanah
Sebagian air hujan yang mencapai
permukaan bumi akan menyerap kedalam tanah dan akan menjadi air tanah. Air
tanah terbagi atas 3 yaitu (Sutrisno, 1996):
1) Air
Tanah Dangkal
Terjadi karena daya proses peresapan
air permukaan tanah, lumpur akan tertahan demikian pula dengan sebagian
bakteri, sehingga air tanah akan jernih. Air tanah dangkal akan terdapat pada
kedalaman 15 meter. Air tanah ini bisa dimanfaatkan sebagai sumber air minum
melalui sumur-sumur dangkal. Dari segi kualitas agak baik sedangkan
kuantitasnya kurang cukup dan tergantung pada musim.
2) Air Tanah Dalam
Terdapat pada lapisan rapat air
pertama dan kedalaman 100-300 meter. Ditinjau dari segi kualitas pada umumnya
lebih baik dari air tanah dangkal, sedangkan kuantitasnya mencukupi tergantung
pada keadaan tanah dan sedikit dipengaruhi oleh perubahan musim.
3)
Mata Air
Mata air adalah tempat dimana air
tanah keluar kepemukaan tanah, keluarnya air tanah tersebut secara alami dan
biasanya terletak di lereng- lereng gunung atau sepanjang tepi sungai.
Berdasarkan munculnya kepermukaan air tanah terbagi atas
2 yaitu :
a.
Mata air (graviti spring) yaitu air mengalir dengan gaya berat sendiri. Pada
lapisan tanah yang permukaan tanah yang tipis, air tanah tersebut menembus lalu
keluar sebagai mata air.
b.
Mata air artesis berasal dari lapisan air yang dalam posisi tertekan. Air
artesis berusaha untuk menembus lapisan rapat air dan keluar ke permukaan bumi.
Ditinjau dari sudut kesehatan,
ketiga macam air ini tidaklah selalu memenuhi
syarat kesehatan, karena ketiga-tiganya mempunyai kemungkinan untuk
tercemar. Embun, air hujan dan atau salju misalnya, yang berasal dari air angkasa,
ketika turun ke bumi dapat menyerap abu, gas, ataupun meteri-materi yang
berbahaya lainnya. Demikian pula air permukaan, karena dapat terkontaminasi
dengan pelbagai zat-zat mineral ataupun kimia
yang mungkin membahayakan kesehatan (Azhar, 1990).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar