Oleh Fajar Maulana, S.Pd
Seberapa jauh manusia mengetahui nuklir ?, Jika saya mengucapkan kata "Nuklir"
pada orang awam, mungkin dibenaknya saya sedang membicarakan kata yang sepada
maknanya yaitu “Kematian”. Tragedi Hiroshima dan Nagasaki 60 tahun silam telah
cukup meninggalkan “cacat bawaan” terhadap nuklir sebagai teknologi yang harus
ditolak dan menutup mata bahwa sekarang ini, teknologi nuklir telah banyak
didayagunakan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Jika kita berbicara tentang nuklir kita juga pasti
kan membahas tentang atom yang merupakan awal dari penemuan energi yang besar
tersebut. Atom menyimpan energi yang
sangat besar. Kekuatan yang tersimpan di dalamnya begitu hebat sehingga
pememuan tentang kekuatan ini memungkinkan manusia untuk membuat kanal besar
antar samudra, menggali menembus gunung, memproduksi iklim buatan, dan
menyelesaikan banyak proyek bermanfaat. Di satu sisi kekuatan atom berguna bagi
manusia, tetapi disisi lain ia mengandung bahaya sangat besar, penyalahgunaan
kekuatan ini, dalam hitungan detik, puluhan ribu orang kehilangan nyawanya
dalam waktu relatif singkat, contohnya di Hirosima dan Nagasaki pada Perang
Dunia ke-2.
Baru-baru ini isu senjata nuklir masih jadi isu
panas menyusul terjadinya konflik antara Iran dan Amerika Serikat. Iran
menegaskan bahwa program pengayaan uranium yang dilakukan untuk pembangkit
tenaga listrrik, sementara Amerika Serikat menuding Iran tengah berupaya
mengembangkan senjata nuklir. Apa yang tersimpan dalamsuatu atom sampai
menghasilkan energi yang begitu besar ?
Untuk mengenal lebih jauh tentang nuklir, kita harus mengetahui lebih
dahulu apa itu atom. Atom merupakan bagian terkecil dari suatu molekul,
sedangkan molekul adalah bagian terkecil dari benda yang masih memiliki
sifat-sifat fisik dan kimia. Atom dan molekul sendiri memiliki sifat yang
berbeda. Dalam modelnya, atom digambarkan sebagai sebuah bola kecil yang
terdiri dari inti atom bermuatan positif dan kulit atom bermuatan negatif.
Elektron dikulit terluar atom tidak memiliki massa (massa=0) sedangkan proton
dan neutron masing-masing memiliki massa 1 sma (1,7x 10-27 Kg).
Sehingga dapat dikatakan bahwa massa atom terpusat didalam inti yang meliputi
99,975% total massa atom.
Didalam ilmu fisika, inti inilah yang disebut nuklir. Jadi nuklir merupakan
bagian terkecil dari atom dimana massa atom terkumpul. Nuklir tidak mempunyai
struktur yang khas dan hanya merupakan inti yang terkandung dalam atom
sebagaimana nukleus yang terdapat dalam inti sel dalam ilmu biologi. Sehingga
bila berbicara tentang nuklir, sebenarnya kita sedang berbicara tentang inti
atom yang “telanjang” tanpa kulit yang mengelilinginya.
Kekuatan dahsyat energi nuklir didapat dengan pelepasan sebagian kecil dari
gaya ini di inti. Kadar energi yang tersimpan bermacam-macam tergantung jenis
unsurnya, karena jumlah proton dan netron dalam inti setiap unsur berbeda.
Ketika inti berkembang, jumlah proton, netron dan kadar gaya yang mengikat
mereka meningkat. Sangat sulit untuk melepaskan gaya yang berperan menjaga
kebersamaan proton dan netron di dalam inti besar. Ketika jarak antar partikel
jauh, untuk berkumpul lagi harus membutuhkan gaya yang lebih kuat.
Gaya ini baru ditemukan setelah bertahun-tahun penelitian yang dilakukan
oleh ribuan orang. Jika tidak diganggu, gaya ini tidak membahayakan siapapun.
Tetapi karena intervensi manusia, gaya ini kapan saja dapat membunuh jutaan
orang.
Reaksi fisi dan fusi merupakan dua proses teknis yang dapat melepaskan gaya
dahsyat dalam inti atom ini, yangdapat membahayakan jiwa jutaan manusia.
Meskipun reaksi ini semula tampaknya terjadi di dalam inti atom, sebenarnya semua
kompenen atom ikut terlibat. Reaksi yang disebut fisi adalah reaksi nuklir
dimana inti atom membelah menjadi fragmen, dan reaksi yang disebut fusi membawa
dua inti bergabungdengan sebuah gaya kuat. Kedua reaksi ini melepaskan energi
dalam jumlah besar.
Seperti telah disinggung di awal, bahwa teknologi nuklir dewasa ini telah
didayagunakan untuk meningkatkan kesejahteraan manusia. Terlepas dari
pemanfaatannya sebagai senjata perang, tenaga nuklir khususnya zat radioaktif
telah dipergunakan secara luas dalam berbagai bidang. Bidang-bidang itu antara
lain bidang energi, kedokteran, pertanian, industri, peternakan, dan lain
sebagainya.
Dibidang energi, tenaga nuklir telah dimanfaatkan secara besar-besaran
untuk Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN). Bidang kedokteran telah
mengambil manfaat dari tehnik nuklir seperti pemeriksaan medik dengan
menggunakan pesawat gamma kamera, renograf-prototipe yang berguna untuk
diagnosis fungsi ginjal, pesawat sinar X-prototipe yang berguna sebagai
diagnosis anatomi organ tubuh, Thyroid uptake-prototipe untuk uji tangkap
gondok, dan brachterapi yang digunakan sebagai terapi kanker rahim, pemeriksaan
jantung koroner, dan mendeteksi pendarahan pada saluran pencernaan. Dibidang
pertanian, tehnik nuklir dimanfaatkan untuk mendapatkan varitas tanaman yang
unggul seperti varitas padi dan kedelai melalui tehnik irradiasi.
Dibidang industri, Distributed Control System (DCS) dan Nucleonic
Control System (NCS) telah dipergunakan untuk mendeteksi berbagai kesalahan
atau kelainan pada sistem kerja alat industri. DSC dan NSC akan secara otomatis
melakukan pengendalian jika terdapat ada kelainan dalam operasi terutama dalam
sistem produksi. Dibidang peternakan, tehnik nuklir telah dimanfaatkan untuk
memproduksi vaksin untuk anak ayam, penggemukan hewan ternak, peningkatan daya
tahan ternak terhadap penyakit, dan lain sebagainya.
Merujuk pada kenyataan bahwa nuklir telah memberikan manfaat yang sangat
besar bagi masyarakat sebagaimana telah dijelaskan diatas, maka sudah saatnya phobia
akan tragedi Hiroshima dan Nagasaki 60 tahun silam menjadi berkurang atau
bahkan hilang sama sekali. Tidaklah bijak jika masyarakat kita mengadili
(menilai buruk) sesuatu, sementara dia sendiri tidak mengerti tentang substansi
apa yang disalahkan. Untuk itu sudah saatnya masyarakat kita, mesti berpikir
positif akan setiap perkembangan teknologi nuklir. Demikian juga dengan
peneliti dan ahli nuklir, dengan adanya kepercayaan dari masyarakat, diharapkan
mereka dapat profesional melakukan kerjanya berdasarkan kaidah-kaidah ilmiah
yang telah ada dan meminimalisasi kegagalan yang mungkin terjadi. Tentunya
masyarakat kita tidak ingin Tragedi Chernobyl di Ukrania akan terulang dan
bahkan terjadi di Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar