Antara molekul-molekul yang sangat polar dan mengandung atom hidrogen
terjadi ikatan hidrogen. Titik didih senyawa “hidrida” dari unsur-unsur
golongan IVA, VA, VIA, dan VIIA, diberikan pada gambar

Titik
didih senyawa hidrida dari unsur-unsur golongan IVA, VA, VIA, dan VIIA.
Sumber: Chemistry, The Molecular Nature of Matter and Change, Martin S.
Silberberg. 2000.
Perilaku normal ditunjukkan oleh senyawa
hidrida dari unsur-unsur golongan IVA, yaitu titik didih meningkat
sesuai dengan penambahan massa molekul. Kecenderungan itu sesuai dengan
yang diharapkan karena dari CH
4 ke SnH
4 massa
molekul relatif meningkat, sehingga gaya Van der Waals juga makin kuat.
Akan tetapi, ada beberapa pengecualian seperti yang terlihat pada
gambar, yaitu HF, H
2O, dan NH
3. Ketiga senyawa itu
mempunyai titik didih yang luar biasa tinggi dibandingkan anggota lain
dalam kelompoknya. Fakta itu menunjukkan adanya gaya tarik-menarik
antarmolekul yang sangat kuat dalam senyawa-senyawa tersebut. Walaupun
molekul HF, H
2O, dan NH
3 bersifat polar, gaya dipol-dipolnya tidak cukup kuat untuk menerangkan titik didih yang mencolok tinggi itu.
Perilaku yang luar biasa dari senyawa-senyawa yang disebutkan di atas disebabkan oleh ikatan lain yang disebut
ikatan hidrogen (James
E. Brady, 2000). Oleh karena unsur F, O, dan N sangat elektronegatif,
maka ikatan F – H, O – H, dan N – H sangat polar, atom H dalam
senyawa-senyawa itu sangat positif. Akibatnya, atom H dari satu molekul
terikat kuat pada atom unsur yang sangat elektronegatif (F, O, atau N)
dari molekul tetangganya melalui pasangan elektron bebas pada atom unsur
berkeelektronegatifan besar itu. Ikatan hidrogen dalam H
2O disajikan pada gambar :

Molekul
polar air (kiri) dan ikatan hidrogen pada air (kanan). Sumber:
Chemistry, The Molecular Nature of Matter and Change, Martin S.
Silberberg. 2000.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar