a. Operator Hamitonian untuk inti atom dan elektron
Marilah 
kita meninjau sistem yang terdiri dari elektron dan inti. Sistem yang 
demikian itu termasuk di dalamnya adalah molekul, ion, kompleks, kristal
 dan seluruh material lainnya. Dalam usaha untuk membuat perlakukan atau
 perhitungan secara mekanika kuantum, beberapa simbol harus 
diperkenalkan. Untuk pembahasan atau perhitungan yang sistematik, Z
A dan Z
B
 menyatakan bilangan atom masing-masing untuk atom A dan B dan jarak 
antar keduanya dinyatakan dengan RAB, sebagaimana ditunjukkan dalam 
Gambar 4.1. 
rij menyatakan jarak antara elektron 
i dan 
j dan R
Ai menyatakan jarak antar atom A dan elektron 
i. Operator Laplacian dan masa untuk atom A dan elektron 
i dinyatakan masing-masing oleh ?
A, ?
i, M
A, dan 
m.
 Dengan menggunakan simbol atau notasi ini, operator Hamiltonian dapat 
dinyatakan sebagai sebuah penjumlahan dari lima suku-suku berikut.

 (4.1)
 

 (4.2)
 

(4.3)
 
(Energi potensial untuk interaksi antar inti atom)

(4.4)
 
(Energi potensial untuk interaksi antar inti atom dan elektron)

(4.5)
 
(Energi potensial untuk interaksi antar elektron)

(4.6)
 
Gambar 4.1 Sebuah sistem yang terdiri dari inti dan elektron.
Simbol
 A dan i dalam ? menunjukkan bahwa penjumlahan harus dilakukan 
masing-masing untuk seluruh atom atau seluruh elektron. Simbol A > B 
dan i > j dalam ? menyatakan bahwa penjumlahan harus dilakukan untuk 
satu pasangan inti atau elektron tanpa pengulangan.
Operator 
Hamiltonian yang diberikan di atas dapat diterapkan pada sistem khusus 
seperti pada sebuah sistem yang terdiri dari hanya sebuah inti dan juga 
sebuah sistem dengan hanya satu elektron. Jika hanya terdapat satu inti,
 
Un dapat diabaikan dan penjumlahan terhadap A hanya mengan dung satu kontribusi dari inti. Untuk sistem dengan satu elektron, 
Ue
 dapat diabaikan dan penjumlahan terhadap i hanya mengandung satu 
kontribusi yang disebabkan oleh elektron. Lebih lanjut, untuk sistem 
yang tidak memiliki elektron, 
Ke, 
Une, 
Ue diabaikan dan untuk sistem tanpa inti atom maka Ke, 
Une dan 
Ue diabaikan. Ini akan membuat Hamiltonian 
?? yang diberikan pada persamaan (4.1) dapat diterapkan pada setiap sistem yang terdiri dari sembarang jumlah inti dan elektron.
Ketika kita tidak memperdulikan perbedaan antara inti dan elektron, operator Hamiltonian 
?? untuk sebuah sistem yang mengandung partikel dengan masa 
Mp, 
MJ dan muatan listrik 
Qp, QJ dapat dinyatakan dengan cara yang sangat lebih sederhana dengan rumus berikut.

(4.7)
 
Terdapat
 beberapa alasan mengapa dalam perlakuan di atas kita mencatat adanya 
perbedaan antara inti dan elektron sebagaimana didiskusikan di bawah 
ini.
b. Pemisahan gerakan inti dan elektron
Ketika sebuah gaya F bekerja pada sebuah benda dengan masa M, benda tersebut akan mengalami percepatan sebesar a = 
F/M. Hal ini sangat jelas untuk dipahami dengan menggunakan persamaan Newton untuk gerak, 
F = Ma. Sekarang, marilah kita mengandaikan bahwa gaya 
F bekerja secara independen pada dua buah benda dengan masa yang berbeda yaitu 
M dan 
m. Besarnya percepatan yang dimiliki pada kedua benda tersebut adalah 
F/M dan 
F/m, dan rasio antara keduanya adalah 
(F/M)/(F/m) = 
m/M.
 Jika M sangat besar dibandingkan dengan m maka rasio ini akan mendekati
 nol. Dengan demikian maka percepatan pada benda dengan masa besar (
M) dapat diabaikan jika dibandingkan dengan benda yang bermasa kecil (
m).
 Konsekuensinya adalah pada hukum aksi-reaksi, sebuah pasangan gaya 
dengan besaran yang sama dan bekerja pada dua benda dengan perbedaan 
rasio masa yang besar, benda yang berat akan sulit untuk bergerak 
sedangkan benda yang ringan akan sangat mudah untuk bergerak. Dengan 
demikian, gerakan dari sebuah partikel berat dapat diabaikan jika 
dibandingkan dengan gerak pada partikel ringan dengan kata lain, 
sepanjang gerakan partikel ringan yang menjadi perhatian utama, kita 
bisa nyatakan bahwa partikel berat berada pada posisi diam yang tetap.
M.
 Born dan J. B. Oppenheimer menerapkan sebuah ide yang didasarkan pada 
rasio masa yang besar pada sistem yang terdiri dari inti dan elektron, 
dan pada tahun 1927 mereka memperkenalkan sebuah pendekatan adiabatik 
atau pendekatan Born-Oppenheimer di mana inti atom adalah tetap ketika 
kita sedang meninjau gerak elektron. Dalam pendekatan ini, kita 
mengabaikan 
Kn dari 
?? yang lengkap pada persamaan di atas dan Hamiltonian 
??e berikut yang disebut sebagai Hamiltonian elektronik digunakan.

(4.8)
 
Di sini, 
Un
 dapat diabaikan untuk masalah-masalah yang berkaitan dengan gerakan 
elektron, karena di dalamnya tidak terdapat koordinat elektron. Dalam 
usaha untuk membahas kestabilan sistem atau gaya yang bekerja pada inti,
 
Unn sebaiknya dimasukkan ke dalam 
??e. Marilah kita mengandaikan bahwa persamaan eigen untuk 
??e yang juga persamaan eigen untuk elektron-elektron 
He? = u?
 telah berhasil dipecahkan. Untuk lebih menjelaskan arti dari koordinat,
 koordinat inti dan koordinat elektron masing-masing dinyatakan oleh R 
dan r. Dengan notasi ini, persamaan eigen untuk elektron dinyatakan 
dengan

(4.9)
 
Kita perlu mencatat di sini bahwa R merepresentasikan parameter dari koordinat inti atom yang tetap. Jika R bergeser maka 
??e akan berubah dan akan menghasilkan fungsi eigen 
? dan nilai eigen 
u yang termodifikasi. Ketika 
?(R, r)
 telah diperoleh, maka kemudian kita dapat mengetahui distribusi 
probabilitas untuk menemukan elektron di sekitar inti atom yang diam. 
Demikian pula, saat 
u(R) dapat ditentukan, kita akan mengetahui energi pada konfigurasi inti yang diam. Nilai-nilai dari fungsi 
u(R) bergantung pada R. Penurunan pada u akan mengakibatkan situasi yang lebih stabil secara energetik dan peningkatan 
u akan membawa pada sistem yang tidak stabil. Ini memberi arti bahwa 
u(R)
 adalah energi potensial untuk gerakan inti atom yang perubahannya 
bergantung pada posisi-posisi relatif dari inti atom. Hal ini dapat 
terlihat pada arti dari Hamiltonian yang lengkap 
?? yang dinyatakan oleh 
?? = Kn + ??e, dan juga dari arti Hamiltonian berikut yang dapat diturunkan dari 
H dengan mengganti 
??e dengan nilai eigen 
u(R).

(4.10)
 
??
n adalah Hamiltonian untuk gerakan inti dalam pendekatan adiabatik, 
Kn adalah energi kinetik dan 
u(R) menyatakan energi potensial. Dalam ruang lingkup ini maka 
u(R) disebut sebagai potensial adiabatik. Sebagaimana akan didiskusikan di bawah ini, dari fungsi 
u(R)
 kita dapat memperoleh informasi tentang konfigurasi inti yang stabil 
(seperti struktur molekul untuk molekul), panas dari reaksi (berkaitan 
dengan energi ikatan dari molekul diatomik) dan kekuatan dari ikatan 
kimia.
Marilah kita menyelesaikan persamaan eigen ?? dalam persamaan (4.1).

(4.11)
 
Nilai eigen 
E adalah untuk energi total termasuk di dalamnya untuk gerakan elektron dan inti atom. Dengan memperhatikan bahwa fungsi eigen 
?(R, r)
 dalam persamaan (4.9) untuk gerakan elektron menggambarkan perilaku 
elektron dengan inti yang hampir diam, kita dapat mengasumsikan bentuk 
berikut untuk fungsi gelombang ? .

(4.12)
 
Dengan memasukkan persamaan (4.12) ke dalam persamaan (4.11) diikuti dengan penggunaan persamaan (4.9), pendekatan dari 
?A?( R, r) = 0 dan berdasarkan pada pertimbangan di atas tentang perubahan yang lambat untuk 
?(R, r) terhadap R, maka kita akan mendapatkan persamaan berikut.

(4.13)
 
Dengan
 mencari solusi dari persamaan ini, kita akan mendapatkan 
tingkat-tingkat energi baik itu untuk gerakan inti maupun gerakan 
elektron. Energi yang diperoleh dari persamaan (4.13) mengandung energi 
translasi, rotasi dan vibrasi disamping energi untuk gerakan elektron. 
Metoda-metoda untuk memisahkan gerak translasi, rotasi dan vibrasi telah
 dipelajari pada bagian 1.12 yaitu pada sistem dengan dua partikel 
(molekul diatomik)
c. Potensial adiabatik untuk molekul diatomik
Ketika
 potensial adiabatik diberikan untuk sebuah sistem poliatomik, berbagai 
sifat dapat ditentukan. Marilah kita mempelajari sifat-sifat ini untuk 
sistem diatomik sebagai sebuah contoh. 
u(R) untuk sebuah 
molekul diatomik secara umum adalah sebuah kurva yang ditunjukkan pada 
Gambar 4.2. R adalah jarak antar inti atau dua atom yang terpisah 
berkaitan dengan limit pemisahan R ? ?. Dalam gambar, 
u(R) akan
 menurun jika kita bergerak dari R = ? menuju jarak yang lebih pendek 
antara dua buah inti. Kedua inti secara bersama-sama akan mengalami gaya
 tarik-menarik yang berkaitan dengan menurunnya energi. Ini berarti 
bahwa terdapat gaya ikat. Penurunan jarak yang berlanjut akan 
menyebabkan nilai minimum dari 
u(R) pada suatu jarak 
Re dan untuk jarak yang lebih dekat lagi 
u(R) akan meningkat secara cepat. Ini memberikan indikasi bahwa untuk 
R<Re, atom-atom akan saling tolak-menolak secara kuat. Gaya F dapat didefinisikan sebagai 
F = dU/dR, yang secara formal menyatakan sebuah gaya yang bekerja sepanjang jarak antar atom 
R. Untuk 
R<Re F akan menjadi positif dan menyebabkan gaya tolak-menolak antar inti. Untuk 
R > Re akan menjadi negatif dan akan menyebabkan gaya tarik-menarik antar inti. R
e
 disebut sebagai jarak keseimbangan antar inti yang juga berarti panjang
 ikatan atau jarak interatomik yang merupakan sebuah konstanta yang 
sangat penting yang menentukan struktur molekul.
Gambar 4.2 Kurva potensial energi untuk sebuah molekul diatomik.
Besarnya
 energi stabilisasi yang berkaitan dengan pembentukan s ebuah molekul 
disebut sebagai energi ikatan dan didefinisikan dalam besaran D
e berikut ini.

(4.14)
 
Energi ikatan secara kasar sama dengan energi disosiasi, meskipun beberapa koreksi untuk energi termal dan enegi titik nol 
(zero point energy)
 perlu dilakukan jika kita ingin membandingkannya secara langsung dengan
 panas reaksi yang diukur. Jika energi ikatan kecil, koreksi untuk 
energi panas menjadi sangat penting. Ketika temperatur sangat tinggi dan
 energi termal melampaui energi ikatan, molekul akan cenderung untuk 
terurai dan menjadi tidak stabil.
Pada daerah di sekitar titik keseimbangan 
R = Re dalam kurva potensial adiabatik 
u(R), gaya pembalik (
restoring force) akan muncul dan besarnya akan sebanding dengan 
?R = R ? Re. Menurut hukum Hooke (
F = ? k?R),
 ikatan yang memanjang akan cenderung untuk mengkerut dan sebaliknya 
ikatan yang mengkerut akan cenderung untuk memanjang. Gaya yang konstan 
memberikan indikasi bahwa besaran dari konstanta pegas dapat diperoleh 
dari turunan kedua 
u(R) sebagai berikut.

(4.15)
 
Rumus ini dapat diturunkan dari ekspansi deret pangkat untuk u (R) dalam suku-suku 
?R = R ? Re di sekitar 
R = Re. Sebuah diferensiasi akan menghasilkan gaya 
F
 yang kemudian diikuti oleh perbandingan terhadap hukum Hooke, 
pengabaian terhadap suku yang lebih tinggi akan memberikan rumusan untuk
 
k.
Ketika konstanta gaya k untuk ikatan pegas bersama 
dengan masa tereduksi diketahui, frekuensi vibrasi dalam pendekatan 
harmonik diberikan oleh persamaan berikut.

(4.16)
 
Energi titik nol 
Ev0 dari osilator harmonik diberikan oleh

(4.17)
 
Keadaan
 dasar dari sebuah molekul diatomik bukan merupakan energi minimum dari 
potensial adiabatik. Ini jelas berkaitan dengan penjelasan dari energi 
titik-nol dalam bagian 1.10. Karenanya, energi total yang diperlukan 
untuk pemecahan (energi disosiasi) 
D0> lebih kecil dari energi ikatan de dengan adanya energi titik nol vibrasi 
Ev.

(4.18)
 
Sebagaimana dapat dilihat di atas, kurva energi potensial adiabatik akan memberikan beberapa kuantitas penting sebagai berikut.
(1) Panjang ikatan (keseimbangan jarak antar inti) 
Re
(2) Energi ikatan D
e
(3) Konstanta pegas dari ikatan (konstanta gaya) 
k
(4) Frekuensi vibrasi v
(5) Energi vibrasi titik nol 
Ev0
(6) Energi disosiasi 
D0
Contoh 4.1 P. M. Morse mengusulkan sebuah rumus eksperimental dari kurva potensial adiabatik untuk molekul diatomik yang diberikan oleh
Ini disebut sebagai potensial Morse. Dengan menggunakan potensial ini, dapatkan (1) jarak keseimbangan antar inti 
Re, (2) Energi ikatan D
e, (3) Konstanta gaya 
k, dan (4) Frekuensi vibrasi v. Dalam perhitungan v, asumsikan sebuah osilator harmonik dengan masa tereduksi ?.
(Jawaban) Dalam masalah ini kita dapat menuliskan 
u(R) = M(R), dan kita memperoleh
Untu
 k memenuhi kondisi keseimbangan, nilai dari persamaan ini haruslah sama
 dengan nol. Dengan demikian tanda kurung disebelah kanan harus sama 
dengan nol dan kita akan mendapatkan kondisi yaitu 
R = R0.
Karenanya,
R = Re (1)

 (2)
 
Dengan memasukkan kondisi keseimbangan R = R
e = R
0, kita memperoleh

(3)
 
Dengan mengasumsikan bentuk sebagai sebuah osilator harmonik,
Dengan memasukkan persamaan di atas (3) untuk 
k dalam persamaan ini kita akan memperoleh