Cari Blog Ini

Kamis, 19 Desember 2013

Warna Dan Panjang Gelombang

Cahaya yang dapat dilihat oleh manusia disebut cahaya terlihat atau tampak. Biasanya cahaya terlihat merupakan campuran dari cahaya yang mempunyai berbagai panjang gelombang, antara 400 nm hingga 700 nm. Bila cahaya jatuh pada senyawa, maka sebagian dari cahaya diserap oleh molekul-molekul sesuai dengan struktur dari molekul. Setiap senyawa memiliki tingkatan tenaga yang spesifik (sastrohamidjojo, 2007).
 Gambar 2.3. Warna dan panjang gelombangnya


Warna adalah salah satu kreteria untuk mengidentifikasi suatu objek. Pada analisis spektrokimia, spektrum radiasi elektromagnetik digunakan untuk menganalisis spesies kimia dan menelaah interaksinya dengan radiasi elektromagnetik. Persamaan Planck menunjukan bahwa E = hv, di mana E  adalah energi foton, v adalah frekuensi, sedangkan h adalah tetapan Planck (6,624  10-27 erg detik). Suatu foton memiliki energi tertentu dan dapat menyebabkan transisi tingkat energi suatu atom atau suatu moleku, karena setiap spesies kimia mempunyai tingkatan energi yang berbeda-beda, maka transisi perubahan energinya juga berbeda (Khopkar, 2002).
Gambar 2.4.  Satu panjang gelombang

Selama analisis spektrokimia perlu digunakan cahaya dari satu panjang gelombang, yaitu radiasi monokromatis. Seperti terlihat pada gambar 2.4 medan listrik dan magnet saling tegak lurus satu sama lain dan orientasinya dalam sauatu bidang tegak lurus terhadap arah rambat gelombangnya (Khopkar, 2002).
Cahaya diluar daerah tampak tidak lazim buat kita. Kehangatan yang diradiasikan dari sebuah batu yang dikeluarkan dari nyala api sebagian besar terdiri atas radiasi panjang gelombang inframerah (infrared,IR), yang memiliki panjang gelombang yang lebih panjang dari pada sinar tampak. Oven mikrowave (gelombang mikro) menggunakan radiasi dengan panjang gelombang yang lebih besar daripada panjang gelombang inframerah dan panjang gelombang yang lebih panjang lagi digunakan dalam komikasi radio (Oxtoby, 2003).
Manusia dengan ketampakan warna normal dapat mengkorelasikan panjang gelombang cahaya yang mengenai mata dengan indra subjektif mengenai warna, dan memang warna kadang-kadang digunakan agar lebih mudah dalam memindai porsi-porsi spektrum tertentu, seperti yang dipaparkan pada klasifikasi kasar dalam tabel 2.3 dan tabel 2.4 dibawah.
Tabel 2.1. Spektrum Tampak dan Warna-warna Komplementer
Panjang Gelombang
(nm)
Warna
Warna Komplementer
400 – 435
435 – 480
480 – 490
490 – 500
500 – 560
560 – 580
580 – 595
595 – 610
610 – 750
Lembayung
Biru
Hijau-biru
Biru-hijau
Hijau
Kuning-Hijau
Kuning
Jingga
Merah
Kuning-hijau
Kuning
Jingga
Merah
Ungu
Lembayung
Biru
Hijau-biru
Biru-hijau

Tabel 2.2 Spektum cahaya tampak (visible)
Warna
Interval λ
Interval v
Red
Orange
Yellow
Green
Cyan
Blue
Violet
625 to 740 nm
590 to 625 nm
565 to 590 nm
520 to 565 nm
500 to 520 nm
430 to 500 nm
380 to 430 nm
480 to 405 THz
510 to 480 THz
530 to 510 THz
580 to 530 THz
600 to 580 THz
700 to 600 THz
790 to 700 THz


larutan berwarna dapat ditentukan dengan metode spektrofotometer UV-Vis sebagai salah satu metode analisis dalam penentuan konsentrasi.. Senyawa tak berwarna dapat dibuat berwarna dengan mereaksikannya dengan pereaksi yang menghasilkan senyawa berwarna atau dapat dikomplekskan, contohnya logam Fe  dengan ion CNS- (Hendayana, 1994). Salah satu aplikasi dari penggunaan spektrfotometer UV-Vis yaitu untuk pemeriksaan sampel logam berat seperti Fe dan Cr yang banyak terkandung dalam aliran sungai akibat dari pencemaran oleh limbah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar