Cari Blog Ini

Sabtu, 14 Desember 2013

NUKLIR BUKAN SEKEDAR BOM

Oleh Fajar Maulana, S.Pd

Seberapa jauh manusia mengetahui nuklir ?, Jika saya mengucapkan kata "Nuklir" pada orang awam, mungkin dibenaknya saya sedang membicarakan kata yang sepada maknanya yaitu “Kematian”. Tragedi Hiroshima dan Nagasaki 60 tahun silam telah cukup meninggalkan “cacat bawaan” terhadap nuklir sebagai teknologi yang harus ditolak dan menutup mata bahwa sekarang ini, teknologi nuklir telah banyak didayagunakan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Jika kita berbicara tentang nuklir kita juga pasti kan membahas tentang atom yang merupakan awal dari penemuan energi yang besar tersebut. Atom  menyimpan energi yang sangat besar. Kekuatan yang tersimpan di dalamnya begitu hebat sehingga pememuan tentang kekuatan ini memungkinkan manusia untuk membuat kanal besar antar samudra, menggali menembus gunung, memproduksi iklim buatan, dan menyelesaikan banyak proyek bermanfaat. Di satu sisi kekuatan atom berguna bagi manusia, tetapi disisi lain ia mengandung bahaya sangat besar, penyalahgunaan kekuatan ini, dalam hitungan detik, puluhan ribu orang kehilangan nyawanya dalam waktu relatif singkat, contohnya di Hirosima dan Nagasaki pada Perang Dunia ke-2.

Baru-baru ini isu senjata nuklir masih jadi isu panas menyusul terjadinya konflik antara Iran dan Amerika Serikat. Iran menegaskan bahwa program pengayaan uranium yang dilakukan untuk pembangkit tenaga listrrik, sementara Amerika Serikat menuding Iran tengah berupaya mengembangkan senjata nuklir. Apa yang tersimpan dalamsuatu atom sampai menghasilkan energi yang begitu besar ?


Untuk mengenal lebih jauh tentang nuklir, kita harus mengetahui lebih dahulu apa itu atom. Atom merupakan bagian terkecil dari suatu molekul, sedangkan molekul adalah bagian terkecil dari benda yang masih memiliki sifat-sifat fisik dan kimia. Atom dan molekul sendiri memiliki sifat yang berbeda. Dalam modelnya, atom digambarkan sebagai sebuah bola kecil yang terdiri dari inti atom bermuatan positif dan kulit atom bermuatan negatif. Elektron dikulit terluar atom tidak memiliki massa (massa=0) sedangkan proton dan neutron masing-masing memiliki massa 1 sma (1,7x 10-27 Kg). Sehingga dapat dikatakan bahwa massa atom terpusat didalam inti yang meliputi 99,975% total massa atom.  
Didalam ilmu fisika, inti inilah yang disebut nuklir. Jadi nuklir merupakan bagian terkecil dari atom dimana massa atom terkumpul. Nuklir tidak mempunyai struktur yang khas dan hanya merupakan inti yang terkandung dalam atom sebagaimana nukleus yang terdapat dalam inti sel dalam ilmu biologi. Sehingga bila berbicara tentang nuklir, sebenarnya kita sedang berbicara tentang inti atom yang “telanjang” tanpa kulit yang mengelilinginya.
Kekuatan dahsyat energi nuklir didapat dengan pelepasan sebagian kecil dari gaya ini di inti. Kadar energi yang tersimpan bermacam-macam tergantung jenis unsurnya, karena jumlah proton dan netron dalam inti setiap unsur berbeda. Ketika inti berkembang, jumlah proton, netron dan kadar gaya yang mengikat mereka meningkat. Sangat sulit untuk melepaskan gaya yang berperan menjaga kebersamaan proton dan netron di dalam inti besar. Ketika jarak antar partikel jauh, untuk berkumpul lagi harus membutuhkan gaya yang lebih kuat.
Gaya ini baru ditemukan setelah bertahun-tahun penelitian yang dilakukan oleh ribuan orang. Jika tidak diganggu, gaya ini tidak membahayakan siapapun. Tetapi karena intervensi manusia, gaya ini kapan saja dapat membunuh jutaan orang.
Reaksi fisi dan fusi merupakan dua proses teknis yang dapat melepaskan gaya dahsyat dalam inti atom ini, yangdapat membahayakan jiwa jutaan manusia. Meskipun reaksi ini semula tampaknya terjadi di dalam inti atom, sebenarnya semua kompenen atom ikut terlibat. Reaksi yang disebut fisi adalah reaksi nuklir dimana inti atom membelah menjadi fragmen, dan reaksi yang disebut fusi membawa dua inti bergabungdengan sebuah gaya kuat. Kedua reaksi ini melepaskan energi dalam jumlah besar.
Seperti telah disinggung di awal, bahwa teknologi nuklir dewasa ini telah didayagunakan untuk meningkatkan kesejahteraan manusia. Terlepas dari pemanfaatannya sebagai senjata perang, tenaga nuklir khususnya zat radioaktif telah dipergunakan secara luas dalam berbagai bidang. Bidang-bidang itu antara lain bidang energi, kedokteran, pertanian, industri, peternakan, dan lain sebagainya.

Dibidang energi, tenaga nuklir telah dimanfaatkan secara besar-besaran untuk Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN). Bidang kedokteran telah mengambil manfaat dari tehnik nuklir seperti pemeriksaan medik dengan menggunakan pesawat gamma kamera, renograf-prototipe yang berguna untuk diagnosis fungsi ginjal, pesawat sinar X-prototipe yang berguna sebagai diagnosis anatomi organ tubuh, Thyroid uptake-prototipe untuk uji tangkap gondok, dan brachterapi yang digunakan sebagai terapi kanker rahim, pemeriksaan jantung koroner, dan mendeteksi pendarahan pada saluran pencernaan. Dibidang pertanian, tehnik nuklir dimanfaatkan untuk mendapatkan varitas tanaman yang unggul seperti varitas padi dan kedelai melalui tehnik irradiasi.
Dibidang industri, Distributed Control System (DCS) dan Nucleonic Control System (NCS) telah dipergunakan untuk mendeteksi berbagai kesalahan atau kelainan pada sistem kerja alat industri. DSC dan NSC akan secara otomatis melakukan pengendalian jika terdapat ada kelainan dalam operasi terutama dalam sistem produksi. Dibidang peternakan, tehnik nuklir telah dimanfaatkan untuk memproduksi vaksin untuk anak ayam, penggemukan hewan ternak, peningkatan daya tahan ternak terhadap penyakit, dan lain sebagainya.


Merujuk pada kenyataan bahwa nuklir telah memberikan manfaat yang sangat besar bagi masyarakat sebagaimana telah dijelaskan diatas, maka sudah saatnya phobia akan tragedi Hiroshima dan Nagasaki 60 tahun silam menjadi berkurang atau bahkan hilang sama sekali. Tidaklah bijak jika masyarakat kita mengadili (menilai buruk) sesuatu, sementara dia sendiri tidak mengerti tentang substansi apa yang disalahkan. Untuk itu sudah saatnya masyarakat kita, mesti berpikir positif akan setiap perkembangan teknologi nuklir. Demikian juga dengan peneliti dan ahli nuklir, dengan adanya kepercayaan dari masyarakat, diharapkan mereka dapat profesional melakukan kerjanya berdasarkan kaidah-kaidah ilmiah yang telah ada dan meminimalisasi kegagalan yang mungkin terjadi. Tentunya masyarakat kita tidak ingin Tragedi Chernobyl di Ukrania akan terulang dan bahkan terjadi di Indonesia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar